wptemplates.org
RSS Feed

Tuesday, December 28, 2010

Be Yourself (Part 1)

*** Guys, ini cerpen karya originalku yang cukup berkesan. Cerpen sederhana ini meraih juara harapan 1 di Wahid Institute Writing Competition (institusi nya Alm. Gusdur) pas aku masih SMA. Bacaan ringan aja, temanya tentang perbedaan sosial. Selamat membaca ya! ***

Be Your Self!!!
I love you just the way you are. Because you are... You!!
* * *

At GoodDays Cafe, Bandung.
Mitha dan Donny duduk berhadapan. Mitha menatap ke dalam mata Donny dengan serius, sampai-sampai Donny nggak berani berkedip. Sudah sekitar lima belas menit, mereka berdua hanya bertatap-tatapan seperti itu. Yah, memang terlihat agak bodoh.
“Mith, kamu kenapa sih?!” Donny tak tahan lagi. Dia mengguncang bahu Mitha dengan gemas.
Honey, tatap mataku!!” kata Mitha sambil meraih tangan Donny.
“Iya, iya!! Dari tadi juga udah ditatap!! Trus kenapa? Masa aku disuruh seharian natap mata kamu?! Aku kan nggak ngerti...” seru Donny kesal.
“Aku sebenarnya mau tanya sama kamu, Don!” kata Mitha sambil menghela nafas panjang.
“Tanya aja! Kok kamu jadi bertele-tele kayak gitu sih! Bikin orang penasaran aja!”
“Kamu harus jawab jujur, ya!” Mitha mengacungkan telunjuknya di depan hidung Donny.
“Langsung aja deh!” Donny tambah penasaran. Apa sih sebenarnya permasalahan yang ingin diangkat Mitha hari ini?
“Aku mau nanya, menurut kamu, aku tuh gimana sih orangnya? Cantik nggak? Smart? Kamu sayang nggak sama aku. Aku berharga nggak sih?” nggak pake kira-kira, Mitha langsung menyerang Donny dengan pertanyaannya. Donny terbengong-bengong.
“Itu yang mau kamu tanyain?” Donny menaikkan kedua alisnya dan menatap Mitha dengan tak percaya.
“Iya, jawab dong!!” seru Mitha dengan suara melengking. Donny menggaruk-garuk kepalanya, ia bingung.
“Menurut aku, kamu tuh biasa aja. Standard. Tapi, aku sayang kok sama kamu. Mau gimana lagi, kamu kan pacar aku!” jawab Donny santai lalu menyeruput jus melonnya.
“JAHAT!!!” teriak Mitha marah.
“Abisnya, kamu aneh sih! Ngapain tanya gituan? Kasian sih orang yang jarang dipuji, emang kayak gitu...“ Donny malah tertawa terbahak-bahak dan mengejeknya.
“Aku benci sama Donny!” Mitha semakin marah saja.
“Emangnya kenapa sih, kok tiba-tiba kamu gitu?” Donny tidak mengerti.
“Kamu tuh nggak romantis! Semua cowok teman-temanku suka romantis. Sering muji, sering bikin hepi... Atau aku yang kurang cantik, pintar, atau gimana? Kok kayaknya aku ngerasa kamu nggak pernah muji aku dan bikin aku tersanjung sih?! Apa aku seburuk itu?!” Mitha menghentak-hentakkan kakinya dengan sebal.
“Emang aku harus gombal kayak cowok lain? Harus sama kayak cowok teman-teman kamu? Kalau gitu, kamu pacaran aja sama mereka!” cetus Donny.
“Donny jelek, bodoh, kejaamm!!” pekik Mitha sekuat tenaga.
“Mitha, kayak anak kecil ih. Berisik tau!! Rese!!” Donny melotot lalu melipat tangannya di dada. Dia sama sekali tak mengerti mengapa Mitha bersikap seperti itu. Apa ada yang salah sama gue? Pikirnya dalam hati.
“Uuuh!!” Mitha berdiri lalu pergi meninggalkan Donny sendiri.
“Mitha!! Kok gitu sih?!!” Donny memanggil Mitha yang berlari keluar cafe. Dia pun mengejar pacarnya itu. Akan tetapi, Mitha sudah hilang entah ke mana.
 * * *

At School
Donny mencari-cari Mitha di kelas, kantin, kantor guru, halaman belakang sekolah dan semua tempat di sekolahnya. Namun, ia tak menemukan gadis itu.
“Eva!! Eva, sini!!” Donny memanggil Eva, salah satu sahabat Mitha yang kebetulan lewat.
“Apaan sih?!” tanya Eva.
“Kamu liat Mitha nggak?!” tanya Donny dengan wajah kelelahan.
“Nah, itu... Yang dicariin elu udah ada di belakang! Sono tuh!” Eva menunjuk sosok yang baru saja berdiri di belakang Donny lalu Eva pergi meninggalkan pasangan itu.
“Ngapain, cari-cari aku?!” suara jutek Mitha terdengar.
Donny lega karena sudah menemukan Mitha. “Mitha! Kamu kemana aja sih?!!”
“Tadi ngerumpi sama Angel dan teman-temannya!!” jawab Mitha sambil berjalan dan duduk di kursi terdekat.
“Hah?! Angel?! Yang bener?!” tanya Donny ragu. Angel? Kok Angel dan Mitha bisa ngerumpi bareng? Tanya Donny dalam hati.
“Iya dong! Aku sama dia udah temenan sejak kemarin. Dia yang ngajakin ngobrol duluan sih! Jadi, aku sambut aja dengan ramah!” kata Mitha.
Mereka baru beberapa hari memasuki tahun ajaran baru di kelas 3 SMA. Kebetulan, Mitha sekelas dengan Angel. Angel termasuk cewek paling cantik, paling pintar, kaya, dan paling berbakat di sekolahnya. Namun, cukup disegani karena terlihat terlalu sempurna. Teman-temannya pun hanya orang-orang yang hampir setara dengan dia.
“Mitha, kamu kok jutek banget sih ngomong sama aku? Kamu masih marah? sebenarnya aku masih belum ngerti apa maksud kamu kemarin!” Donny kembali ke pokok permasalahannya sendiri dengan pacarnya.
“Don, aku minta maaf  karena udah kayak gitu kemarin. Aku cuma menyadari satu hal...” ucap Mitha. Ia lalu menggantung kalimatnya.
“Hal apa?”
“Aku beda banget sama Angel. Aku kalah sama dia. Dia itu... perfect. Aku pengen kayak dia. Dari dulu aku jarang dipuji dan nggak pernah dikagumi sama orang. Aku nggak terlalu cantik, aku nggak berbakat, aku serampangan... Apa yang bisa dipuji dari aku?! Kalau Angel dan teman-teman di ganknya tuh setiap hari disanjung dan dihargai. Banyak yang kagum dan suka sama mereka. Dulu aku bilang benci sama mereka itu karena aku iri! Aku bener-bener pengen menjadi seperti Angel! Cewek yang dipuja seperti artis!!” kata Mitha sambil menerawang.
“Angel tuh keren banget! Glamour, lux, beauty.... Nggak ada sesuatu dari dia yang jelek kelihatannya! Penampilan dan kesehariannya kayak puteri raja. Benar-benar buat aku jadi pengen! Siapa sih cewek yang nggak mau kayak dia? Pasti kamu juga senang kan, kalau aku kayak dia? Makanya aku pengen berubah.” Sambungnya.
“Berubah? Maksud kamu?” tanya Donny heran.
“Berubah jadi kayak Angel...”
“Mitha! Kamu tuh nggak usah sampai segitunya deh! Aku udah suka kamu yang kayak gini! Nggak usah pake berubah-berubah segala! Biarin aja dia cantik, sempurna, atau apalah! Tapi kamu nggak perlu ikutan kayak dia segala! Kamu, ya kamu!” seru Donny marah.
“Don, aku sekarang sekelas sama dia dan udah jadi temannya. Teman-teman dia juga nerima aku dengan baik kok. Tapi apa jadinya kalau aku gabung sama mereka sementara gaya aku aja masih jelek kayak gini! Terlalu beda, Don! Aku nggak mau berbeda dengan mereka! Lagian, pasti asyik jadi Angel!” Mitha tetap ngotot.
“Kok kamu gitu sih?! Aku nggak suka!” bentak Donny.
“Liat aja, Don. Nanti kamu juga bakal kagum sama aku!” Mitha berdiri dari kursinya.
“Ya udah! Terserah!!” Donny membuang muka.
Mitha tak peduli kalau Donny marah, ia berjalan pergi. Donny kesal sekali, dari jauh ia melihat Mitha menghampiri Angel dan teman-temannya. Pacarnya itu pun bergabung dengan kawanan elit itu. Donny dapat melihat beberapa dari mereka tersenyum dibuat-buat dan pura-pura senang waktu Mitha datang.
Memang sih, gaya dan penampilan Mitha jauh berbeda ketika dia bersama dengan mereka. Akan tetapi, Donny nggak mau Mitha berubah hanya karena dia berteman dengan Angel. Donny menyukai Mitha apa adanya. Dia muak melihat gadis yang terlalu seperti artis Hollywood yang sangat berlebihan!
* * *

At Mitha’s bedroom
Mitha menatap fotonya yang dicetak kira-kira 1 bulan yang lalu. Kemudian, dia mengambil foto Angel yang tadi baru dimintanya. Dia pun mendekatkan kedua foto itu dan disejajarkan sedemikian rupa. Intinya, ini adalah proses perbandingan. Perbandingan antara Angel dan dia. Dengan pasrah, Mitha mendesah sambil menggeleng-geleng. Dia dan Angel terlalu jauh berbeda. Antara langit dan bumi. Atau antara Barbie dan ikan mas koki. Nggak layak banding. Segera, gadis itu mendekati cermin dan berdiri di depannya. Ia meneliti dirinya sendiri. Dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Rambutnya, nggak buruk-buruk amat sih.. Tapi karena sering diikat, jadi tidak teratur. Kalau Angel, rambut indahnya rutin perawatan di salon seminggu sekali. Kemudian, dia menatap wajahnya sendiri di kaca. Wajahnya mulus, hidungnya mancung, matanya cantik. Namun, dia tidak puas. Angel tetap lebih cantik menurutnya. Pakaian yang sering Mitha pakai adalah celana pendek dan t-shirt. Angel sering pakai celana casual dan rok. Sedangkan warna barang dan pernak-pernik miliknya, kebanyakan bernuansa hijau army dan abu-abu. Beda jauh dengan Angel yang suka pink dan ungu.
Oke, sudah cukup perbandingannya. Pokok permasalahan sudah jelas. Dia dan Angel BERBEDA. Dan itu NGGAK ASYIK bagi Mitha.
Mitha melihat jam dinding di kamarnya yang menunjukkan pukul 5 sore. Masih ada waktu untuk ke mall. Dia akan berbelanja semua atribut yang mirip punya Angel.
Dunia, bersiaplah. Besok, Mitha akan berubah menjadi Cinderella!!!

* * *
Bersambung

0 komentar:

Post a Comment